FOR WHAT THIS DREAM!?

Sabtu, 23 Juli 2011
Jas dokter
"Untuk apa saya ingin jadi dokter?", kalimat inilah yang akhir-akhir ini sering terbayang dalam lamunan dan mimpi saya. Memang benar, "untuk apa!?". Terkadang saya cukup letih dengan monoton dan padatnya rutinitas yang saya jalani untuk meraih cita-cita ini. Ya, cita-cita yang selalu saya banggakan dari kecil. Cita-cita yang selalu saya katakan pada orangtuaku, saudara-saudaraku, teman-temanku dan guru-guruku. Cita-cita yang bisa membuat saya tersenyum bahagia ketika membayangkan betapa bahagianya nanti jika akhirnya dapat menggunakan jas putih itu nanti. Cita-cita yang membuat saya ketika masih kecil tertawa bahagia bila disebut 'bu dokter'. 

Namun sekarang saya menjadi bimbang dengan keinginan dari semua itu. Saya merasa saya masih belum mempunyai motivasi dan alasan yang kuat kenapa saya ingin menjadi seorang dokter. 
Jika saya katakan, 
  "saya ingin menjadi dokter karena itu cita-cita saya dari kecil", hal itu memang benar namun apakah alasan itu dapat mendorong saya untuk lebih giat meraih cita-cita itu!?.Karena bisa saja sebenarnya itu hanyalah impian sementaranya seorang anak kecil. 
Jika saya katakan, 
  "saya ingin menjadi dokter karena ingin membahagiakan orang tua", memang benar namun apakah cara membahagiakan orangtua hanya dengan menjadi dokter!?. Kalau hal itu yang saya pikirkan bisa-bisa saya akan melakukan apapun caranya untuk meraih cita-cita ini, yang sejatinya hal itu hanya bersifat duniawi dan dapat melupakan akhirat. 
Jika saya menjawab, 
  "saya ingin jadi dokter supaya bisa menyembuhkan orang", hal itu tidaklah mutlak karena sesungguhnya yang memberikan kesembuhan dan kesehatan itu adalah Allah bukan lah seorang dokter. Dokter itu hanya sebuah perantara untuk mewujudkan hal tersebut dan jika hal itu yang saya fikirkan bisa saja jika nanti saya berhasil mengobati penyakit pasien walaupun  baru 1 orang, saya bisa jadi takabur/sombong karena merasa bahwa yang menyembuhkan dia adalah saya. Padahal lagi-lagi sebenarnya yang memberikan kesembuhan adalah Allah. 
Lalu selebihnya jika saya katakan, 
  "saya ingin menjadi dokter biar sukses" atau 
  " ya pingin aja soalnya keren" atau 
  "ya karena ingin menaikkan derajat keluarga dimata tetangga atau saudara', itu konyol banget. Malah dengan menanamkan alasan itu dalam diri saya akan makin tidak memperkokoh motivasi saya dalam menjalani dan menghadapi semua ini. 

Jadi sebenarnya untuk apa saya memilih ingin menjadi seorang dokter!?

Setelah lama berpikir dan merenung, saya baru sadar apa yang saya inginkan. Saya baru sadar ada hal yang saya lupakan selama ini. Ya, ada hal yang saya ingin capai. Dan sekarang jika ada yang bertanya pada saya  
  "Untuk apa kamu jadi dokter?"
maka dengan tegas dan lantang saya akan menjawab,
  "Karena saya ingin melihat mereka tersenyum. Saya ingin melihat orang-orang yang sedang diuji oleh Allah tidak merasa hidup sendiri. Saya ingin orang-orang yang sedang tidak merasakan nikmat sehat tidak mudah putus asa. Walaupun misalnya saya tidak cukup pandai untuk membantu mereka mendapatkan nikmat sehat dari Allah, walaupun misalnya ilmu yang saya miliki belum mampu mewujudkan takdir Allah agar mereka dapat sembuh ataupun atas izin-Nya mereka ditakdirkan untuk belum saatnya diberi kesehatan, saya akan tetap berusaha dan berdoa untuk mereka. Dan sampai akhirnya jikalaupun memang secara logika harapan hidup untuk mereka tersebut sepertinya tidak ada, saya akan terus berdoa dan berharap pada Allah agar keajaiban itu tetap ada walaupun hanya sedikit. Agar nantinya mereka masih bisa merasakan sisa hidup mereka dengan bahagia." 

Alasan ini akhirnya mampu memotivasi saya agar dapat berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi dokter yang nantinya mempunyai knowledge yang pantas, skill yang terampil, attitude yang baik dan emotional serta religion yang bagus. Sehingga ketika saatnya saya bertemu dengan mereka insyaallah saya telah siap. Siap dalam arti kata, siap memberikan usaha yang terbaik untuk mereka. Siap memberikan semangat dan motivasi untuk mereka. Yang selebihnya setelah usaha yang terbaik saya akan menyerahkan semua hasilnya pada kehendak Allah dengan berdoa. Dan dengan begitu saya siap menerima apa yang menjadi rencana/kehendak Allah yang akan diberikan-Nya kepada  mereka. Agar hati ini ikhlas nantinya menerima apapun yang akan terjadi pada mereka, dan menganggap itu semua adalah hal terbaik yang diberikan Allah untuk mereka.

dari seorang mahasiswa kedokteran yang mencari apa sebenarnya alasan yag kuat dari keinginannya untuk menjadi seorang dokter....